Rabu, 03 Agustus 2011

Cara ternak ulat hongkong

Ulat hongkong mempunyai beberapa kandungan nutrisi diantaranya adalah sebagai berikut;

I. Tabel Kandungan Nutrisi Ulat Hongkong

No

Kandungan

Prosentase (%)

1

Protein kasar

48%

2

Lemak kasar

40%

3

Kadar abu

3%

4

Kandugan ekstrak non nitrogen

8%

5

Kadar air

57%


Kandungan lemak yang terdapat pada ulat hongkong sering lebih tinggi daripada kandungan proteinnya, sehingga pemberian ulat hongkong yang berlebihan dapat menyebabkan kegemukan pada binatang yang mengkonsumsinya dengan segala aspek ikutanya.

II. jenis –jenis pakan ulat hongkong

Bahan makanan /konsumsi ulat hongkong terdiri dari beberapa macam jenis yang ada di sekitar kita diantaranya adalah;

1. Polard/ Makanan Ayam

2. Bahan pakan lain

a. Ampas tahu

b. Batang pohon pisang

c. Batang talas

3. Buah-buahan

a. Pepaya

b. Manisah/labu siam

4. Sayuran

a. Bisai

b. Sawi

Atau dengan kata lain pakan ulat hongkong yang cukup murah seperti tersebut di atas dapat juga di peroleh dari pakan atau sayuran yang banyak mengandung air.

III. Dampak pemakaian ulat hongkong sebagai pakan ternak

Pemakaian ulat hongkong untuk konsumsi ternak mempunyai dampak positif dan negatif diantaranya adalah;

a. Dampak Positif Pemakaian Ulat Hongkong

1. Burung yang mendapat pakan sampingan ulat hongkong dapat mengeluarkan bunyi atau kicau yang bagus di bandingkan tanpa mengkonsumsi ulat hongkong.

2. Ikan yang mendapat pakan sampingan ulat hongkong akan lebih sehat dan mempunyai daya tahan tubuh yang relatif baik serta mempunyai daya tarik yang indah dari warna kulitnya.

3. Udang yang mengkonsumsi ulat hongkong mempunyai pertumbuhan yang relatif lebih cepat dari udang biasa yang tidak mengkonsumsi ulat hongkong.

b. Dampak Negatif Pemakaian Ulat Hongkong

1. Menambah biaya perawatan

2. Penggunaan ulat hongkong dapat mengganggu aspek kesehatan khususnya pada burung

3. Burung yang mengkonsumsi ulat hongkong ini akan mengalami masalah atau penyakit diantaranya adalah sakit mata dan pencernaan yang tidak sehat

4. Pemakaian berlebihan pada ikan akan menyebabkan kegemukan dan efek lainya

III. Metode penggunaan

Untuk pemberian pakan terhadap burung agar tidak terjadi hal yang tdak di inginkan biasa di lakukan adalah sebagai berikut;

a. Ulat hongkong tidak boleh dikonsumsi burung dalam keadaan hidup.Caranya, Ulat hongkong harus di celupkanke dalam air hangat agar mati,kemudian baru diberikan kepaada burung berkicau.

b. Ulat hongkong tidak boleh di gunakan secara berlebihan karena zat kitinya yang menyebabkan burung mengalami gangguan pencernaan. Demikan pula dengaan ikan hias ,penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kegemukan dan gangguan pada kulit.

IV. Kandungan nutrisi makanan ulat hongkong

Nutrisi yang di butuhkan oleh ulat hongkong adalah protein,lemak kasar dan kadar air yang mempunyai nilai prosentase yang tinggi atau pada buah dan sayuran yang mengandung unsur tersebut. Oleh karena itu dalam usaha ternak ulat hongkong yang ada sekarang ini selain menggunakan pakan yang sudah tersedia dalam pabrik,juga dapat di cari pada buah dan sayuran yang ada di pasar terutama yang mengandung tiga unsur (protein, lemak dan kadar air yang tinggi), dalam praktek yang ada di lapangan pakan yang mudah dan murah harganya adalah buah pepaya yang masih muda.

V. Persiapan alat dan bahan

a. Alat

Media atau alat yang di gunakan dalam pembuatan tempat budidaya ulat hongkong adalah:

1. Gunting

2. Paku

3. Triplek

4. Isolasi

5. Hammer(palu)

6. Gergaji

7. Kayu

8. Alat penggiling dan pengayak

9. Alat penimban dan penakar

10. Alat pengaduk dan pencampur

11. Alat pemasak

12. Alat pengering

13. Alat penyimpan

b. Bahan

Bahan yang di pakai dalam budidaya ulat hongkong adalah ulat itu sendiri

VI. Proses Pembuatan Tempat Pemeliharaan

Proses pembuatan tempat untuk pemeliharaan ulat hongkong tergolong cukup mudah dan biaya murah dan tidak harus memerlukan tempat yang luas, diantaranya adalah:

1. Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/triplek berukuran 60x40x7x1.5 cm yag dilapisi dengan isolasi pada bagian dalamnya/bibirnya, atau ember plastik, baki, atau waskom.

2. Pembuatan rak-rak kayu dengan system bertingkat-tingkat dengan ketentuan jarak antar rak kurang lebih 10cm.

3. Kotak/wadah di buat terbuka agar mudah dalam proses perawatan maupun saat masa panen.

4. Medium pemeliharaan yangberupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering atau tepung jagung yang di campur tepung tulang dan tepung ikan yang telah di saring/di ayak ,di tebar pada dasar wadah setebal 2-3cm.

VII. Proses Pembibitan

Siklus hidup ulat hongkong terdiri dari 4 tahap sampai ulat siap untuk di pasarkan ke konsumen,yaitu;

a. Telur

Siklus ini bisa berlangsung antara 3 – 3,5 bulan.Telur pada umumnyaberbentuk seperti kacang dalam bentuk bergerombol atau sendiri-sendiri.Ukuran telur ini kurang lebih 1,8 – 1,9 mm dengan diameter sekitar 1mm.Telurtersebut biasanya diselimuti oleh suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap mereka tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut.Telur akan menetas setelah sekitar 7 hari

b. Larva

Larva yang baru menetas berukuran sekitar 3mm dengan berat kurang lebih 0,6mg. Pada awalnya larva ini berwarna keputihan .Kemudian secara perlahan akan berubah warna menjadi kuning kecoklatan.Larva atau ulat hongkong ini akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelum akhirnya berubah menjadi kepompong.Pada suhu ruangan normal larva akan tumbuh mencapai ukuran optimalnya setelah 3 – 3,5 bulan. Pada saat itu ulat bisa mencapai panjang sampai dengan 3 cm dan berat rata-rata 150 mg.

c. Kepompong

Proses selama menjadi kepompong ini kurang lebih 7 hari baru menetas, dan penetasan ini di tandai dengan 3 warna yaitu; warna merah, putih, putih kemerah-merahan dan hitam.

d. Serangga dewasa

Serangga dewasa pada umumnya akan hidup selama 2 sampai 3 bulan. Selama itu seekor serangga betina bisa memproduksi telur sebanyak 200 – 300 butir.

a. Beli ulat kecil

Bila pembelian di lakukan di luar kota di khawatirkan ulat hongkong akan mengalami beberapa penyakit yang di timbulkan proses transportasi dari tempat pembelian sampai ke kandang.

b. Pembesaran Ulat hongkong

Pembesaran ulat hongkong memerlukan waktu kurang lebih 7hari dengan catatan pemberian makan selama 7 hari tidak mengalami pengurangan atau penyusutan.

c. Proses kepompong

Proses selama menjadi kepompong ini kurang lebih 7 hari baru menetas, dan penetasan ini di tandai dengan 3 warna yaitu; warna merah, putih kemerah-marahan daan hitam.

d. Pemilihan/sortasi kepompong

Proses pemilihan/sortasidi lakukan secara serempak dan dalam waktu yang sama atau satu hari harus selesai. Proses ini di lakukan dengan tujuan menyeragamkan kepompong agar waktu proses penetasan ddapat bersama-sama. Bila tidak di lakukan maka yang timbul adalah penetasan yang tidak serempak yang mengakibatkan ulat hongkong yang menetas duluan akan menginjak-injak kepompng yang belum menetas.

e. Penetasan kepompong

Proses penetasan kepompong membawa waktu kurang lebih 7 hari dan harus selalu di control agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan peternak seperti ulat mati. Setelah itu menunggu selama kurang lebih 7 hari sampai warna dari penetasan kepompong itu menjadi berwarna hitam.

f. Kepek

Setelah menjadi kepek proses selanjutnya adalah memilih kepek, karena kepek setelah menetas mengalami tiga siklus warna yaitu; warna merah ,puti kemerah-merahan dan warna hitam.

g. Pemilihan/sortasi kepek

Pemilihan kepek dilakukan untuk memisahkan kepik yang mati dan kepik yang hidup. Kepik yang hidup di letakkan pada sebuah media penampungan yang berbentuk kotak persegi dan terbuat dari triplek yang di lapisi isolasi pada bagian dalamnya, yang tujuanya adalah untuk menahan kepek untuk tidak keluar dari media . Untuk kepek yang mati pada bagian peternak di jual pada pengepul atau ke peternak ikan disamping harga jual kepek yang mati adalah murah dan juga tidak terlalu berat untuk di bawa.

h. Media penempatan ulat hongkong

Media ini di perlukan untuk menampung ulat yang sudah jadi dengan spesifikasi media yangdi pakai selama ini oleh peternak adalah sebagai berikut;

a. Panjang 60 cm

b. Lebar 40 cm

c. Tinggi 6 cm

d. Tebal dinding 1,5 cm

Media ini biasanya untuk pertama kalinya di isi polar kurang lebih ¾ kg atau setara dengan jumlah ulat kurang lebih 1000 ekor atau dua gelas aqua. Yang pada sisi-sisinya di lapisi dengan isolasi dengan tujuan agar ulat nantinya tidak bisa keluar dari media . Dan proses ini yang paling banyak di pakai oleh peternak.

i. Pemilihan/sortasi kepek dan makanan ulat hongkong

Setelah berjalan kurang lebih 7 hari di lakukan pemilihan kepek dan polar dengan cara di ayak seingga pemisahan kepek lebih cepat.

j. Pemberian makanan awal

Pemberian makanan awal pada media ukuran kotak 60x40x6x1,5 cm adalah ¾ kg polard dengan tujuan agar pada saat penempatan awal ulat ke dalam kotak sudah ada makanan.

k. Pemberian makanan suplemen/tambahan

Pemberian makanan suplemen atau tambahan ang berupa buah –buahan dan sayuran adalah untuk menunjang proses pertumbuhan dari ulat hongkong itu sendiri yang memerlukan beberapa kandungan nutrisi yang di perlukan seperti protein, kadar air, lemak, kadar abu yang kesemuanya itu terdapat pada buah –buahan dan sayuran seperti tersebut diatas.

Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan maka proses penyerpihanya di lakukan dengan menggunakan mesin pasrah, tetapi sebelumnya yang di lakukan oleh peternak adalah dengan menggunakan pisau, karena memakan waktu yang cukup lama maka di lakukan dengan menggunakan mesin.

l. Pemberian makan sebelum panen

Pemberian makan sebelum masa panen di lakukan adalah buah-buahan dan sayuran mulai dari umur ulat hongkong atau masa penaburan kepek yang pertama kali sampai dengan umur45 hari.

m. Masa panen ulat hongkong

Masa panen ulat hongkong di kakukan setelah umur ulat hongkong mencapai 45 hari dengan ukuran yang sedang atau tanggung karena ukuran yang lebih besar jarang di sukai oleh konsumen.

VIII. Waktu Pemberian Makanan

Waktu pemberian makanan pada ulat hongkong yang selama ini di lakukan oleh peternak adalah seperti dalam table berikut;

Tabel tiga waktu pemberian makanan

NO

Jenis pakan

Polard ( kg )

Buah-buahan dan sayuran ( kg )

1

Sesuai dengan ukuran

Kotak 60x40x6x1,5 cm

Adalah ¾ kg

Sayuran/buah-buahan selama 24 jam secara rutin (agar tidak membusuk )

Jumlah pakan yang harus di berikan pada ulat hongkong tergantung pada kapasitas ulat hongkong pada papan pemeliharaan ,semakin lebar ukuran papan maka semakin banyak pula pakan yang harus di berikan.

Demikian sekelumit tentang cara ternak ulat hongkong , amalkan pengalaman anda dalam bidang peternakan ulat hongkong kepada tetangga dan seluruh masyarakat yang mau berbisnis usaha ulat hongkong.

12 komentar:

  1. sya sedang mencoba budidaya ulat ini, apakah pemberian pakan sayuran setap hari?
    http://jogjatruck.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. makanan untuk setelah menjadi kumbang apa yah mas?
    Saya kesusahan memberi makanan pada kumbang ulat hongkong sehingga banyak yg mati.
    terima kasih

    BalasHapus
  3. ane jual DOD bebek lokak+DOD entok, lokasi cileungsi, buat jakarta,depok, bekasi,tangerang bisa dikirim, sms aja buat price+dll nya ke 085693089416
    dan saya juga menyediakan bibit belut

    BalasHapus
  4. menarik sekali cara ternak ulat hongkong ini. makasih panduannya.

    BalasHapus
  5. makin percaya diri untuk memulai budidaya ulat HONGKONG

    BalasHapus
  6. makin percaya diri untuk memulai bududaya ulat HONGKONG

    BalasHapus
  7. Gan kalo sebagai pemula kira-kira di mulainya dari ulat atau indukkan...?
    dan 1 kotak diisi berapa banyak...?

    terima kasih

    BalasHapus
  8. terimakasih atas semua uraiannya yang sangat lengkap mas,
    saya mau naynya juga nih, kalo perbedaan sama ulat jerman apa ya? trus apa sama saja proses proses perawatan dengan ulat hongkong?
    thxxxxxx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Proses perawatan tidak sama untuk menjadi kepik ulat jerman harus di pisah satu persatu agar tidak di makan temanya jadi butuh wadah sebanyak ulatnya tp untuk ulat hongkong tidak usah

      Hapus
    2. Bagi yg kurang jelas atau butuh sharing PM , 083834376750 atau chat di http://facebook.com/quest.bird

      Hapus